Senin, 03 Desember 2007

Menumbuhkan Semangat Open Source di Kalangan Perpustakaan

Minggu kemarin saya disuruh wakilin bos buat hadir dalam workshop di Yogya. Disana disepakati akan dibentuk suatu Jaringan Perpustakaan Digital Perguruan Tinggi Indonesia (JAPERDIPTI). Dimana yang hadir sepakat untuk bekerja sama membangun suatu portal yang berisikan data-data koleksi muatan lokal (local content) dari setiap PT yang menjadi anggota. Dikarenakan selama ini belum adanya suatu data base koleksi muatan lokal dari PT di Indonesia. Portal ini nantinya akan nunut di jaringan INHERENT Dikti. Karena fisik jaringan komputer sudah ada dan sudah siap maka tinggal dibuat suatu kesepakatan kerja sama dan teknisnya.
Meskipun belum melibatkan seluruh PT di Indonesia akan tetapi ini suatu kemajuan dalam kerja sama antar perpustakaan PT di Indonesia.

Semangat Open Source
Semangat Open Source yang saya maksudkan disini adalah dalam hal berbagi informasi dan kerja sama. Dunia perpustakaan harus mencontoh dunia Open Source, dimana mereka selalu berusaha berbagi informasi dan kemajuan tanpa memikirkan hak cipta. Lihat saja perkembangan Linux, Ubuntu yang selalu mengeluarkan rilis baru setiap bulan 4 dan 10. Hal ini yang belum begitu terasa di dunia perpustakaan kita.
Perpustakaan-perpustakaan besar selalu menanyakan kontribusi dari perpustakaan kecil. Yang besar merasa berat hati menggendong yang kecil. 'Jangan suka minta terus dong', begitu yang selalu mereka dengungkan.
Perpustakaan kecil selalu merasa pesimis dan rendah diri, bagaimana kami bisa menyediakan layanan perpustakaan digital. Lha wong otomasi saja belum, hosting saja masih dalam rencana. Anggaran kami sangat kecil sekali. Untuk melanggan internet dengan bps yang besar, mana kuat kami ?
Lalu bagaimana solusinya ?
Disinilah kita kembali harus menengok ke dunia Open Source. Setiap bulan 4 dan 10 tersedia rilis terbaru dari Ubuntu yang dapat diunduh dengan gratis beserta update dan repositorynya, bagi yang tidak mampu menngunduh dapat memesan CD atau DVD nya dengan harga yang murah (5/10 ribu ). Selain itu setiap ada problem dapat dicari solusinya melalui forum-forum yang ada.
Lalu bagaimana dengan JAPERDIPTI ?
Menurut saya ini adalah suatu usaha yang bagus yang harus didukung semua perpustakaan PT tanpa mempertimbangkan kepentingan kita. Perpustakaan besar akan terlihat ke'besar'annya dengan berkumpul yang kecil dan perpustakaan kecil akan memperoleh manfaat yang sangat besar dengan memberikan sumbangan yang relatif kecil.
Lalu mengenai hal teknisnya.
Portal yang akan dibangun nanti perlu juga membuat suatu software yang dapat dijalankan secara offline. Jadi bagi perpustakaan kecil tidak harus memiliki suatu sambungan internet yang terkoneksi terus menerus. mereka tinggal mengunduh update database yang terbaru setiap 6 bulan sekali atau dikirimi CD/DVD update. Database terbaru tsb kemudian diupdate ke dalam pangkalan data offline yang ada.
Untuk mengupload data mereka maka perlu ditunjuk suatu koordinator rayon yang bertugas mengupload ke server di Inherent atau bisa juga menupload sendiri lewat koneksi internet. Konsekuensinya adalah akan ada biaya internet.

Sekali lagi kesepakatan ini adalah suatu kemajuan maka jangan dipersulit dengan peraturan-peraturan yang terlalu birokratis, kembangkan semangat berbagi, buatlah segalanya menjadi sederhana dan mudah.